Senin, 27 Februari 2012

SRT ( Single Rope Technik )

SRT ( Single Rope Technik )

SRT ( Single Rope Technik )
Oleh : Ari Qurniadi (486/KM/09)

Pengertian SRT

SRT ( Single Rope Technik ) adalah teknik mengunakan satu tali baik itu pada pemanjatan dan juga turun tali. SRT juga digunakan pada penyeberangan kering.

Macam-macam Single Rope Technic (SRT), diantaranya :

Flying Fox

Flying fox adalah salah satu permainan dan salah satu cara yang digunakan dalam penyeberangan kering. Prinsip dari flying fox ini sebagai berikut :
1. Menggunakan tali kernmantel statis sebagai manropenya yang ditegangkan dengan hauling system (ditarik dengan pulley system).
2. Menggunakan pulley (katrol) kita bergantung dan meluncur pada tali tegang.

Teknik Turun / Rappeling
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan.

Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling

1. Body Rappel
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa panas.

2. Brakebar Rappe
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.

3. Sling Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch.

Peralatan SRT

1. Tali Kernmantel
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
• Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
• Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).

2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
• Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
• Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)

3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.

4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.

5.Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.

6. Harness / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis harness :
- Seat Harness, menahan berat badan di pinggang dan paha.
-Body Harness, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha. Harness ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.


Jenis-jenis simpul

Simpul Reef
Simpul ini digunakan untuk menggabungkan dua buah tali. Gambar 7.1 di bawah ini menunjukkan tahapan cara membuat simpul reef.



Simpul Delapan
Simpul ini juga banyak dipakai oleh para pemanjat tebing, yaitu untuk mengikatkan tali pengaman pada sabuk pengamannya. Perhatikan gambar 7.2 berikut.


Simpul Penggabungan
Simpul yang digunakan untuk mengabungkan dua tali yang berbeda ukuran.lihat gambar 7.3 berikut.



Simpul Nelayan
Simpul ini juga merupakan salah satu simpul yang digunakan untuk menggabungkan dua buah tali. Juga cocok untuk digunakan sebagai penyambung, akar gantung (sulur),kawat,tali yang licin dan tali pancing. sangat kuat ikatannya dan terkadang susah untuk dibuka kembali. Lihat gambar 7.4 berikut.



Simpul Webbing
Simpul ini berguna untuk menggabungkan webbing, pita, atau bahan tipis dan lebar lainnya. Simpulini juga sering digunakan oleh pemanjat untuk mengabungkan dua buah webbing atau sling. Perhatikan gambar 7.5 berikut.



Simpul Bowline
Simpul ini juga sangat popular dikalangan pemanjat tebing, sering juga digunakan sebagai simpul untuk menghubungkan tali pengaman dan sabuk pengaman pada pemanjat. Bagi pendaki gunung simpul ini sangat berguna sewaktu akan membuat perangkap dengan mekanisme jerat. Perhatikan gambar 7.6 berikut. 


 
Simpul Manharness Hitch
Simpul ini bisa dipakai untuk membuat tangga tangga tali dan hendaknya dibuat dari tali yang tidak licin seperti tali kermantel. Selain itu basecamp simpul ini juga bisa dipakai sebagai wadah menggantungkan sebagai macam perkakas basecamp. Lihat gambar 7.7 berikut.


  
Simpul Quick Release
Simpul ini merupakan simpul yang mudah dilepaskan hanya dengan sekali tarikan pada salah satu ujungnya. Meskipun begitu, simpul ini merupakan simpul yang kuat dan aman. Simpul ini disarankan untuk dipakai sebagai temporary ancor (pengaman sementara), seperti ikatan tali flysheet bivak pada pohon dan patok. LIhat gambar 7.8 berikut.